Agar Anak Berbakti kepada Orang Tua

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Penulis: Dedeh Wahidah Achmad

Muslimah News, PENDIDIKAN ANAK — Memiliki anak saleh-salihah dan berbakti merupakan dambaan setiap orang tua. Anak seperti inilah yang akan mengalirkan pahala bagi ayah dan ibunya, sekalipun keduanya telah meninggalkan kehidupan dunia ini. Doa-doa yang mereka panjatkan pun akan melapangkan kehidupan di alam kuburnya.

Apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar harapan memiliki anak berbakti menjadi kenyataan?

Islam mengajarkan beberapa langkah untuk mewujudkan harapan tersebut.

1. Menanamkan konsep keimanan yang benar.

Anak wajib memahami bahwa hidup adalah untuk beribadah kepada Allah Taala (lihat QS Adz-Dzariyat: 56). Konsep ini akan mendorong anak berusaha meraih nilai ibadah dari setiap aktivitasnya. Ia pun akan berupaya agar perlakuan mereka kepada kedua orang tuanya akan berbuah pahala di sisi Allah Taala.

2. Menjelaskan kewajiban melakukan birrul walidayn.

Bersikap baik kepada orang tua bukanlah semata dilakukan anak untuk membalas jasa dan kebaikan keduanya. Sampai kapan pun jasa orang tua tidak akan terbalaskan. Seorang anak berbuat baik kepada orang tua semata menjalankan perintah Allah Taala. Banyak nas yang membahas masalah ini.

Di antaranya, firman Allah Swt.,

۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا ٣٦

“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS An-Nisa’: 36).

Penting bagi anak untuk mengetahui hal-hal yang merupakan wujud berbakti kepada orang tua. Mereka harus bersikap lemah lembut, mengikuti perintah keduanya selama tidak menyalahi aturan Allah Swt., menyenangkan hati, meringankan kesulitan, dan mendoakan keduanya.

Jelaskan kepada anak tentang keutamaan yang akan mereka peroleh jika berbakti kepada kedua orang tua. Selanjutnya, jelaskan sanksi berat bagi siapa saja yang bersikap durhaka kepada keduanya.

See also  Doa Menghadapi Kesulitan Beban Keuangan

Di antara keutamaan tersebut adalah menjadi amalan yang paling dicintai Allah Taala. Abu ‘Amr Asy-Syaibani meriwayatkan. Pemilik rumah ini (seraya menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud ra.) menyampaikan kepadaku, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw., ‘Amalan apakah yang paling Allah cintai?’ Rasul menjawab, ‘Salat pada (awal) waktunya.’ ‘Kemudian apa lagi?’ Nabi menjawab lagi, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab beliau, ‘Jihad fi Sabilillah.’” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).

Anak yang senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya juga akan memperoleh keberkahan hidup berupa umur panjang dan kemudahan rezeki. Sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah saw.,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَه فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَر وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahmi (kekerabatan).” (HR Ahmad).

Berbakti kepada orang tua merupakan pintu surga yang paling tengah. Abu Abdurrahman as-Sulami meriwayatkan dari Abu Darda, bahwa seorang pria pernah mendatanginya dan berkata, ”Aku memiliki seorang istri. Namun, ibuku menyuruhku untuk menalaknya.” Abu Darda berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda,

الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ احْفَظْه

“Orang tua merupakan pintu surga paling pertengahan. Jika engkau mampu, maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).

Perlakuan yang baik kepada orang tua akan berbuah pahala. Sebaliknya, perlakuan buruk (durhaka) kepada keduanya bisa mendatangkan siksa yang luar biasa beratnya. Nabi saw. bersabda,

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّة عَاقٌ وَلا مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلا مُكَذِّبٌ بِالقَدَرِ

See also  Doa Menghadapi Kesulitan Beban Keuangan

“Tidak masuk surga anak yang durhaka (kepada kedua orang tuanya), peminum khamr (minuman keras), dan orang yang mendustakan takdir.” (HR Ahmad).

3. Orang tua berupaya memenuhi hak-hak anak dengan sebaik-baiknya.

Di antara hak-hak anak yang menjadi kewajiban orang tua adalah memberikan makanan, minuman, pakaian, pengasuhan, pendidikan, perhatian, dan kasih sayang. Semua itu akan menjadi bukti di sisi anak, betapa kehadiran orang tuanya sangat berarti dalam kehidupan mereka.

Kesadaran ini tampak dalam doa yang senantiasa dipanjatkan anak berbakti untuk kedua orang tuanya. “Ya Allah, ampunilah semua dosaku dan dosa kedua orang tuaku, serta berbelas kasihlah kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku kecil.” (QS Al-Isra’ [17]: 24).

4. Menceritakan proses tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan sampai sekarang.

Ceritakan bahwa mereka tidak tumbuh secara serta-merta karena proses alami, namun penuh dengan curahan tenaga dan perhatian orang tua. (Lihat: QS Luqman [31]: 15).

5. Orang tua memberikan teladan yang baik dalam memperlakukan orang tua.

Perlakuan orang tua kepada nenek dan kakek dari anak-anaknya akan menjadi bukti bahwa hal tersebut adalah hal mulia yang mampu dilakukan. Ini akan terekam kuat dalam benak anak bahwa birrul walidayn bukan sebatas teori tentang kebaikan yang diajarkan orang tua mereka. Namun, ada wujud nyata yang mereka saksikan sendiri dilakukan oleh kedua orang tua mereka.

6. Menyampaikan kisah-kisah teladan tentang sikap berbakti kepada orang tua.

Di antaranya keteladanan Nabi saw., para sahabat, serta para ulama salaf saleh, seperti kisah Uwais al-Qarni.

7. Membersihkan pengaruh-pengaruh buruk.

Anak harus dibersihkan dan dihindari dari berbagai pengaruh buruk yang bisa meracuni pemahaman dan merusak perilakunya sehingga tidak berbakti kepada orang tua.

See also  Doa Menghadapi Kesulitan Beban Keuangan

Paham sekularisme yang menghilangkan peran agama dalam kehidupan harus dijauhkan dari anak. Demikian juga racun kapitalisme yang akan melahirkan sikap oportunistik dan pertimbangan materi semata, tidak boleh memengaruhi anak. Mereka harus diselamatkan dari perilaku bebas tanpa aturan.

Mereka juga harus paham bahwa seluruh perilakunya mesti terikat dengan aturan syariat, termasuk dalam memperlakukan orang tua. Bukan mengikuti adat kebiasaan, bukan pula mencontoh perilaku artis, dan para selebritas terkenal.

8. Senantiasa memohon kepada Allah Swt. agar dikaruniai anak berbakti.

Banyak doa yang dicontohkan Rasulullah saw. agar dikaruniai anak berbakti. Di antaranya adalah, “Duhai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri dan keturunan sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqan [25]: 74).

9. Memaafkan anak dan memohonkan ampunan atas kesalahan mereka.

Ketika harapan memiliki anak berbakti belum menjadi kenyataan, kadang hal ini menjadi ujian bagi orang tua. Ada rasa kecewa, kesal, dan gagal yang bisa berujung kemarahan pada anak. Keadaan ini tidak boleh dibiarkan berkelanjutan karena akan memengaruhi sikap orang tua kepada anak.

Oleh karena itu, orang tua harus segera meredam berbagai rasa yang berkecamuk tersebut dengan bersikap proposional. Pahamilah, bagaimanapun sikap anak, mereka tetaplah anak yang diharapkan akan menjadi ivestasi masa depan. Mereka butuh bimbingan dan arahan yang tepat dari orang tuanya agar menjadi lebih baik.

Jangan sampai kekesalan dan kemarahan orang tua mengantarkan pada ketakadilan bersikap, menjerumuskan pada pengabaian hak-hak anak, dan menjadi penghambat datangnya keberkahan dari Allah Taala. Wallahualam bissawab. [MNews/YG]

Sumber: alwaie[dot]net

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Never miss any important news. Subscribe to our newsletter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *