Pasutri Itu Dua Raga Satu Jiwa, Dua Hati Satu Cinta

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Penulis: Ummu Nashir N.S.

Muslimah News, KELUARGA — Pernikahan menyatukan dua individu dengan latar belakang, keluarga, dan karakter masing-masing yang berbeda. Dalam kehidupan rumah tangga, tubuh, jiwa, hati, akal, perasaan, cara pandang, keinginan, dan harapan pasutri ini kemudian disatukan dalam sebuah wadah bernama keluarga.

Proses penyatuan dua insan dengan segala potensi dan perbedaannya bukanlah perkara mudah. Kenyataannya, tidak sedikit pasutri mengalami kesulitan menjalani interaksi dan proses penyatuan jiwa ini. Walau pernikahan sudah belasan, bahkan puluhan tahun berjalan, keduanya merasakan masih ada ganjalan dan sekat yang kadang mengganggu interaksi mereka.

Penyatuan jiwa ini tidak selalu berbanding lurus dengan usia pernikahan. Ada pasangan yang relatif baru menikah tetapi sudah memiliki kesatuan jiwa yang solid. Namun di sisi lain, ada pasangan yang sudah puluhan tahun berumah tangga, penyatuan jiwa ini tidak kunjung terwujud. Suami berada di suatu relung tempat dan istri di relung tempat lainnya. Keduanya tidak makin mendekat, justru makin mempertahankan egonya, sehingga jarak mereka makin menjauh.

Tidak dimungkiri, setiap pasutri akan menjalani interaksi yang sangat spesifik dalam kehidupan rumah tangga. Tidak bisa disamakan antara satu pasangan dengan pasangan lainnya. Tidak pula bisa disamakan seperti interaksi di kantor atau organisasi. Oleh karena itu, diperlukan “formula khusus” untuk bisa menyatukan dua bagian yang tidak sama ini. Formula ini dapat diciptakan sendiri oleh keduanya karena bercorak khas dan unik, berbeda antara satu pasangan dengan pasangan lainnya.

Setiap pasutri harus berusaha menemukan “formula khusus” ini agar makin lama berumah tangga, mereka makin cinta, mesra, kompak, kuat ikatannya, mudah dimengerti, serta saling menyayangi dan memahami.

Menyatukan Dua Raga Satu Jiwa Harus Diupayakan

Proses menyatukan jiwa dan raga ini memang bukan hal mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Dibutuhkan upaya keras pasutri untuk mewujudkannya. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pasutri.

1. Menguatkan fondasi dasar, visi, dan motivasi membangun rumah tangga.

Fondasi dasar pernikahan adalah akidah Islam, bukan manfaat atau kepentingan. Visi pernikahan yang kuat akan menjauhkan keluarga dari kekerasan, kekasaran, dan sikap kesewenangan. Anggota keluarga, termasuk pasutri, juga akan terhindar dari penyimpangan. Akhirnya, bahtera rumah tangga akan berlayar menuju pulau harapan, yaitu mencapai keluarga sakinah, mawadah, dan rahmah, di dalamnya tercipta suasana saling memberi, menerima, memahami, dan membutuhkan.

See also  Agar Amal Ramadhan Terus Terjaga

Demikian juga, motivasi berumah tangga yang benar merupakan fondasi membangun kehidupan rumah tangga yang kukuh. Dalam hal ini, Islam menetapkan bahwa motivasi seorang muslim menikah adalah untuk melaksanakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah Taala.

Oleh karena itu, memenuhi hak pasangan merupakan kewajiban dan hal yang penting dilakukan demi langgengnya sebuah pernikahan. Ketika ini semua dipahami pasutri, menyatukan dua raga menjadi satu jiwa akan lebih mudah terwujud, walaupun bukan berarti tidak akan ada cobaan apa pun saat menjalani kehidupan pernikahan.

2. Menjadikan syariat Islam sebagai pijakan menjalani kehidupan rumah tangga.

Sudah seharusnya setiap muslim senantiasa menjadikan Islam dan syariat-Nya sebagai panduan dan solusi seluruh permasalahan, termasuk dalam kehidupan pernikahannya. Halal dan haram dijadikan landasan perbuatan, bukan hawa nafsu. Syariat Islam akan menyatukan raga, hati, dan keinginan pasutri. Ketika ada perbedaan minat atau hobi yang berbenturan, keduanya akan mengembalikannya kepada perintah Allah dan saling berlapang dada. Di sinilah pentingnya pasutri menguatkan pemahaman tentang Islam.

Begitu pula ketika selera pasutri berbeda, selama berada dalam koridor syarak, tidak perlu menjadi bahan perdebatan atau pertengkaran. Bisa saja saling mengalah atau ikhlas menjalaninya sendiri tanpa ditemani pasangan. Tidak setiap aktivitas harus dilakukan bersama-sama, asalkan semuanya tetap terjaga tanpa ada aturan Allah yang dilanggar.

Ketika syariat Islam dijadikan landasan seluruh aktivitas keluarga dan pijakan saat menghadapi masalah, keberkahan dan ketenteraman akan senantiasa tercurah bagi keluarga.

3. Selalu berbaik sangka terhadap pasangan.

Untuk menyatukan jiwa dan hati, pasutri harus berupaya memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka juga harus menerimanya dengan lapang dada tanpa ada penyesalan. Saling memahami dan berbaik sangka terhadap pasangan akan menumbuhkan rasa saling percaya dan berempati. Islam memerintahkan setiap muslim senantiasa berbaik sangka kepada sesama muslim, terlebih kepada pasangannya.

Ketika ada permasalahan, jangan mengedepankan kecurigaan. Akan tetapi, berbaik sangka terlebih dahulu, melakukan tabayun, dan membahasnya bersama. Walaupun demikian, bukan lantas bersikap toleran terhadap kesalahan dan kelemahan yang dapat merugikan pasangan. Sikap ini akan memudahkan pasutri berpikir jernih, sebelum memberikan pendapat dan menilai pasangannya.

See also  Mencegah Perselingkuhan ala Islam

Misalnya, saat pulang kerja, suami melihat kondisi rumah belum tertata rapi seperti biasanya atau hidangan belum siap. Sudah seharusnya ia berpikir positif, “Mungkin istriku sedang tidak sehat atau anak-anak rewel terus jadi istri tidak sempat membersihkan rumah dan memasak.” Begitu pula seorang istri harus selalu berpikir positif. Jika sesekali suaminya telat pulang dari bekerja, ia akan berpikir, “Mungkin di jalan tadi macet atau ada pekerjaan lembur.”

Jadi, saat menyaksikan hal-hal yang tidak biasa atau dianggap salah dari pasangannya, ia akan berusaha memikirkan hal-hal positif. Ia tidak cepat curiga dan menuduh buruk pasangannya. Berprasangka baik akan menjadikan seseorang lebih bijak menyikapi berbagai perilaku pasangannya. Mereka tidak tergesa-gesa mengambil keputusan terkait kehidupan rumah tangga, serta tidak mudah terpengaruh hasutan pihak luar.

Nabi Muhamad saw. telah berpesan, “Janganlah seorang laki-laki beriman membenci (menceraikan) perempuan (istrinya). Jika ia tidak menyukai salah satu perangainya, niscaya ia masih menyukai segi-segi lainnya.”

Dengan berpikir positif, seseorang akan makin ringan menjalani kehidupan, terbebas dari stress, dan mudah merasakan kebahagiaan. Hal ini pun telah dijelaskan oleh Amirulmukminin, Ali bin Abi Thalib, “Prasangka baik akan membuat hati tenang, mengurangi kesedihan, dan menyelamatkan diri dari perbuatan dosa. Barang siapa berprasangka baik pada seseorang, maka akan menarik rasa cinta padanya.”

4. Saling menasihati dan berkomunikasi intens dengan pasangan.

Kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan mulus, kadang diterpa ketakcocokan atau bahkan cobaan. Sesungguhnya, ini bukan hal aneh, hanya saja situasi ini harus dihadapi dengan kematangan sikap dan pemikiran oleh pasutri. Idealnya harus dihadapi dengan hati lapang dan pikiran jernih, selalu berprasangka positif, serta berkomunikasi dengan baik. 

Komunikasi menjadi kunci utama dalam sebuah pernikahan, sehingga pasutri akan bebas dari rasa curiga, pikiran negatif, dan kecemasan lainnya. Komunikasi merupakan jembatan pembentuk kepercayaan. Dengan komunikasi, pasangan lebih bisa menentukan langkah bersama menuju kebahagiaan yang diinginkan, insyaallah. Pasutri juga akan makin saling memahami karakter dan keinginan pasangan, sehingga proses penyatuan hati dan jiwa akan makin mudah dan cepat.

Selain itu, saling menasihati juga menjadi hal penting bagi pasutri. Ketika suami melakukan maksiat atau tidak memenuhi kewajibannya, istri wajib mengingatkannya untuk kembali kepada tuntunan Islam. Sebaliknya, ketika istrinya berbuat maksiat atau tidak melaksanakan kewajibannya, suami wajib menasihatinya.

See also  Bagaimana Sikap Terbaik Menghadapi Kekurangan Pasangan?

Dengan demikian, keluarga tersebut penuh berkah karena syariat dilaksanakan dengan kesungguhan. Semua ini dilakukan terdorong rasa cinta yang tertanam dalam hati, tidak rela pasangannya jatuh pada kemaksiatan.

5. Selalu mendoakan pasangan.

Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Rabb-nya dan merupakan aktivitas ibadah yang paling agung, sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Doa itu adalah otak/inti ibadah.” (HR Tirmidzi).

Dengan demikian, pasutri akan paham dan percaya bahwa ketika ia tidak bisa menjangkau pasangannya, maka hanya Sang Penggenggam hati manusia, yakni Allah Swt. yang mampu menjaga dan melindungi dari keburukan dan mara bahaya. Oleh karena itu, penting bagi pasutri untuk memahami kekuatan dan posisi doa. 

Kekuatan doa seorang istri salihah ikut memberi andil bagi keberhasilan suami di dunia dan akhirat. Doanya bisa menjadi penolong ketika suami mengalami kesulitan. Dengan demikian, sangat beruntung laki-laki yang mendapatkan perempuan salihah. Ia menjadi tabah, ulet, sabar, dan kuat menghadapi kehidupan, salah satu penyebabnya adalah dahsyatnya doa yang dipanjatkan istri.

Demikian pula doa seorang suami untuk istri dan keluarganya akan memberi keyakinan kuat pada dirinya, bahwa selalu ada Allah yang menjaga keluarganya di rumah. Keyakinan ini akan membuat suami tenteram ketika harus meninggalkan keluarga untuk menjalankan kewajibannya mencari nafkah atau berdakwah. Sungguh, kekuatan doa pula yang akan selalu menautkan hati pasutri.

Khatimah

Kita telah memilih pasangan, serta mengikat janji dan tekad kuat dengan pasangan kita dalam akad nikah karena Allah Taala. Selanjutnya, kita terus berusaha menjalani kehidupan pernikahan dengan pasangan, sehingga Allah satukan dua raga dalam satu jiwa dan dua hati dalam satu cinta. Sudah semestinya kita dan pasangan terus berusaha keras memelihara pernikahan dengan sebaik-baiknya. 

Menyatunya dua raga menjadi satu jiwa antara suami dan istri menjadi salah satu indikasi langgeng dan harmonisnya kehidupan rumah tangga. Rumah tangga yang kukuh adalah rumah tangga yang dibangun oleh suami dan istri yang meskipun berbeda raga, tetapi memiliki satu jiwa. Mereka menjadikan akidah Islam sebagai fondasi pernikahan dan hukum syarak sebagai pijakannya. Wallahualam bissawab. [MNews/YG]

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Never miss any important news. Subscribe to our newsletter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *